Pages

 

Rabu, 04 Januari 2012

Nutrisi Ibu Hamil

0 komentar
Ibu hamil memerlukan makanan lebih banyak daripada biasanya. Selain untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar janin dapat berkembang dengan baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi berikut :
  • Kalori. Asupan kalori harus ditambah 300- 400 kkal per hari selama masa kehamilan. Tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Idealnya, 55% kalori berasal dari umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan.
  • Asam Folat. Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat yang juga dikenal sebagai vitamin B9 banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan buah-buahan.
  • Protein. Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
  • Kalsium. Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot dan sistem syaraf.
  • Vitamin A. Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan embrio.
  • Zat Besi. Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari biasanya.
  • Vitamin C. Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.
  • Vitamin D. Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan kalsium.

Pantangan
Beberapa makanan dan zat lain yang harus dihindari selama kehamilan :
  • Kopi dan teh. Kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi berberat badan rendah. Bila ibu hamil sudah terbiasa minum kopi, sebaiknya porsinya dikurangi menjadi tidak lebih dari 2 cangkir per hari. Teh yang dikonsumsi berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan zat gizi pada usus.
  • Alkohol dan rokok. Konsumsi alkohol dan merokok berbahaya bagi janin karena apa yang dikonsumsi ibu juga dikonsumsi janin, padahal kondisi fisiknya masih sangat rentan.
  • Makanan mentah/setengah matang. Makanan mentah dan setengah matang dapat membawa bibit penyakit penyebab listeriosis dan toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin. Makanan tersebut antara lain: keju segar, susu segar (non-pasteurisasi), telur mentah/setengah matang, salad dan sate kambing/ayam yang kurang matang.
  • Ikan tertentu yang kaya merkuri. Beberapa ikan tertentu yang mengandung merkuri tinggi seperti mackerel (biasanya dalam kaleng), kerang dan ikan pari sebaiknya dihindari.

Pengecekan Kecukupan Gizi
Kecukupan gizi berupa vitamin dan mineral dapat dilihat dari tidak adanya gejala kekurangan vitamin/mineral, seperti anemia, gusi berdarah, dan lainnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.

Kenaikan Berat Badan


Calon ibu yang kurus mungkin mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan yang gemuk. Demikian halnya dengan calon ibu yang mengandung bayi kembar. Namun, pada umumnya berat badan harus naik sebesar 10-12 kg selama kehamilan. Kenaikan berat badan yang terlalu kecil dapat mengindikasikan kekurangan gizi yang berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Berikut adalah rincian dari mana kenaikan berat badan 10-12 kg tersebut berasal :

Read more...

Hati-Hati Dengan Toksoplasmosis

2 komentar
Apakah Toksoplasmosis?
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri toksoplasma gondii. Pada umumnya infeksi toksoplasma tidak menimbulkan gejala apa pun, namun pada ibu hamil infeksi tersebut dapat berisiko menyerang plasenta dan bayi.

Meskipun hanya sekitar 1 dari 10.000 bayi terkena toksoplasmasis, namun infeksi tersebut perlu diwaspadai. Infeksi toksoplasma pada bayi (congenital toxoplasmosis) dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, mata, ginjal, jantung dan lainnya. Dalam jangka panjang, bayi dapat tumbuh menjadi anak yang buta, tuli dan terbelakang mental.
Sekitar 10-15% wanita hamil memiliki kekebalan alami terhadap toksoplasmosis karena dalam tubuhnya telah terbentuk serum antibodi dari infeksi sebelumnya. Sejumlah lainnya yang tidak memiliki kekebalan memang rentan terkena, namun kemungkinan terinfeksi juga biasanya rendah. Tambahan lagi, tidak semua ibu hamil yang terkena toksoplasmosis menularkan ke bayinya. Bila calon ibu terjangkiti toksoplasma pada trimester pertama kehamilan, kemungkinannya 15% bahwa dia akan menularkannya ke bayi. Semakin tua usia kehamilan, semakin besar risiko penularan, hingga mencapai 60% bila calon ibu baru terinfeksi di trimester ketiga. Namun di sisi lain, semakin tua usia bayi juga semakin kuat dia dalam melawan infeksi. Infeksi toksoplasmosis menimbulkan risiko terbesar pada usia kehamilan 10-24 minggu.
Cara Penularan Toksoplasmosis
Selain dari ibu ke anak, toksoplasmasis tidak menular lewat kontak antar manusia. Berikut adalah sumber utama penularan toksoplasmosis:
  • Sekitar 50% penularan infeksi toksoplasma terjadi karena memakan daging yang kurang matang. Toksoplasma dapat bertahan hidup bila daging dipanaskan kurang dari 66 derajat celcius (Pada waktu Anda memasak sate, misalnya, pastikan bahwa daging bagian dalamnya juga sudah matang).
  • Kontak dengan kucing dan kotorannya. Kucing adalah satu-satunya hewan yang dapat menularkan toksoplasma lewat kotoran. Ketika kucing memakan daging mentah mangsanya atau terkena kotoran kucing lainnya yang sudah terinfeksi, kuman toksoplasma akan masuk melalui mulut atau lidahnya sewaktu membersihkan diri. Setelah berkembang biak di dalam tubuh kucing tersebut, kuman toksoplasma akan mengeluarkan benih (oosit) melalui kotoran. Dalam satu kali buang kotoran, kucing yang terinfeksi dapat mengeluarkan jutaan benih toksoplasma yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Benih tersebut akan menjadi dewasa setelah 24 jam dan terus bertahan hidup di tanah, pasir atau kotoran hingga 18 bulan. Ketika Anda mengelus-elus kucing atau berkebun di taman dan kemudian lupa menyeka muka dengan tangan Anda, kuman toksoplasma dapat memasuki tubuh Anda melalui mulut, hidung dan mata Anda.
  • Sumber penularan lainnya adalah sayuran/buah yang dicuci kurang bersih, air dan susu segar yang terkontaminasi.

Cara Mencegah Toksoplasmosis 
  1. Ambil vaksinasi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum kehamilan. Bagi Anda yang baru menikah, jangan sampai terlewatkan program vaksinasi tersebut.
  2. Masak daging dengan matang. Gunakan ukuran termometer bila memanggang dalam oven hingga mencapai derajat celcius. Bila tidak menggunakan ukuran suhu, yakinkan bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih berwarna kemerahan).
  3. Hindari minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah matang.
  4. Cuci bersih/kupas buah-buahan dan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.
  5. Cuci kembali peralatan masak, piring, pisau dan tangan Anda dengan sabun setelah dipakai mengolah daging mentah.
  6. Jangan sentuh mulut, hidung atau mata Anda ketika berkebun atau memasak daging mentah/sayuran yang masih kotor.
  7. Cuci tangan sebelum makan.
  8. Hindari air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber air yang jelas aspek kebersihannya, jangan sembarangan.
  9. Jangan memelihara atau mendekati kucing ketika Anda sedang hamil. Bila Anda tetap memutuskan untuk memelihara kucing :
  • Biasakan agar binatang tersebut buang kotoran di tempat yang disediakan dan segera buang kotorannya ke tempat yang aman. Benih toksoplasma (oosit) tidak berbahaya sebelum 24 jam, jadi sebaiknya jangan ditunda-tunda. Gunakan sarung tangan yang langsung dibuang dan cuci bersih tangan Anda setelah melakukannya.
  • Beri makanan yang masak atau catfood, jangan biarkan kucing berkeliaran di luar dan mencari makan sendiri.
  • Jauhkan kucing dari dapur dan meja makan.
  • Selalu cuci tangan setelah memegang kucing Anda.
Read more...