Obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang mengganggu. Kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan, dan rekurens, seperti berhitung, memeriksa, atau menghindari.
A. Etiologi
Terdapat hipotesis bahwa ada keterlibatan disregulasi serotonin. Pada PET ditemukan peningkatan aktivitas di lobus frontalis, ganglia basalis, dan singulum.
Tiga puluh lima persen pasien gangguan ini memiliki sanak saudara derajat pertama dengan gangguan yang sama.
Teori psikodinamis menyatakan adanya hubungan dengan beberapa mekanisme pertahanan, antara lain isolasi, undoing reaksi formasi.
B. Manifestasi Klinis
Gejala mungkin bertumpang-tindih dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Gangguan ini memiliki 4 pola gejala utama, yaitu obsesi terhadap kontaminasi, obsesi keragu-raguan diikuti oleh pengecekan yang kompulsi, pikiran obsesional yang mengganggu, dan kebutuhan terhadap simetrisitas atau ketepatan.
Gejala-gejala obsesi harus mencakup hal-hal berikut:
a. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
b. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh pasien
c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (tidak termasuk sekedar perasaan lega dari ketegangan)
d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
Ada kaitan erat antara gejala obsesi, terutama pikiran obsesi, dengan depresi. Pasien gangguan obsesi kompulsi seringkali juga menunjukkan gejala depresi, dan sebaliknya pasien gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesi selama episode depresinya.
Gejala obsesi sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau gangguan mental organik, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.
C. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Sebagian besar gejala muncul secara tiba-tiba, terutama setelah suatu peristiwa yang menyebabkan stres, seperti kehamilan, masalah seksual, atau kematian seorang sanak saudara.
Perjalanan penyakit biasanya lama dan bervariasi, beberapa berfluktuasi namun ada pula yang konstan.
Prognosis buruk bila pasien mengalah pada kompulsi, berawal pada masa anak-anak, kompulsi yang aneh, perlu perawatan di RS, gangguan depresi berat yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang terlalu dipegang, dan adanya gangguan kepribadian.
Prognosis baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan sifat gejala yang episodik.
D. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsi atau keduanya, harus ada hampir setiap hari sedikitnya dua minggu berturut-turut. Hal itu merupakan sumber penderitaan atau mengganggu aktivitas pasien.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meliputi farmakoterapi dan psikoterapi.
Pengobatan farmakoterapi standar adalah dengan obat spesifik serotonin seperti klomipramin atau penghambat ambilan kembali serotonin spesifik (SSRI) seperti fluoksetin. Bila terapi gagal, terapi dapat diperkuat dengan menambahkan litium atau penghambat monoamin oksidase (MAOI), khususnya fenelzin.
Psikoterapi meliputi terapi perilaku dengan desensitisasi dan terapi keluarga bila terdapat faktor disharmoni keluarga yang mempengaruhi timbulnya gangguan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..
PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.