Pages

 

Jumat, 06 Mei 2011

Sinusitis Akut

0 komentar

Sinusitis adalah radang sinus paranasal. Bila terjadi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus maksila kemudian etmoid, frontal, dan sfenoid. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan ostiumnya terletak di meatus medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga sering tersumbat.
Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas:
o Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu,
o Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu sampai beberapa bulan ,
o Sinusitis kronik, bila infeksi beberapa bulan sampai beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila sudah lebih dari 3 bulan).

Berdasarkan gejalanya disebut akut bila terdapat tanda-tanda radang akut, subakut bila tanda akut sudah reda dan perubahan histologik mukosa sinus masih reversibel, dan kronik bila perubahan tersebut sudah ireversibel, misalnya menjadi jaringan granulasi atau polipoid.

A. Etiologi
Penyebabnya dapat virus, bakteri, atau jamur. Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusi­tis akut tersering adalah Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae yang ditemukan pada 70% kasus.

Dapat disebabkan rinitis akut; infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut; infeksi gigi molar Ml, M2, M3 atas, serta premolar Pl, P2; berenang dan menyelam; trauma; dan barotrauma.

Faktor predisposisi obstruksi mekanik, seperti deviasi septum, benda asing di hidung, tumor, atau polip. Juga rinitis alergi, rinitis kronik, polusi lingkungan, udara dingin dan kering.

B. Manifestasi Klinis
Dari anamnesis biasanya didahuiui oleh infeksi saluran pernapasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari.

Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal, yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain. Pada sinusitis maksila, nyeri terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus, hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga. Pada sinusitis etmoid, nyeri di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri di bola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis. Pada sinusitis frontal, nyeri terlokalisasi di dahi atau di seluruh kepala. Pada sinusitis sfenoid, rasa nyeri di verteks, oksipital, retro orbital, dan di sfenoid.

Gejala obyektif, tampak pembengkakan di daerah muka. Pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah, pada sinusitis frontal terlihat di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis etmoid jarang bengkak, kecuali bila ada komplikasi.

Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada sinusitis maksila, frontal, dan etmoid anterior tampak mukopus di meatus medius. Pada sinusitis etmoid posterior dan pada sfenoid, tampak nanah keluar dari meatus superior.

Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).

Pada anak dengan demam tinggi (>39°C), ingus purulen, dan sebelumnya menderita infeksi saluran napas atas, patut dicurigai adanya sinusitis akut, terutama jika tampak edema periorbital yang ringan. Khusus pada anak-anak, gejala batuk lebih hebat di siang hari tetapi terasa sangat mengganggu pada malam hari, kadang disertai serangan mengi.

Keluhan sinusitis akut pada anak kurang spesifik dibandingkan dewasa. Anak sering tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri muka. Biasanya yang terlibat hanya sinus maksila dan etmoid.

C. Pemeriksaan Penunjang
Transiluminasi adalah pemeriksaan termudah, meskipun kebenarannya diragukan. Terutama berguna untuk evaluasi penyembuhan, dan pada wanita hamil, untuk menghindari bahaya radiasi. Bermakna bila hanya salah satu sisi sinus sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan sisi yang normal. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda positif + untuk normal sampai +++ untuk suram. Dilakukan untuk sinus maksila dan sinus frontal. Untuk sinus maksila, lampu dimasukkan ke dalam mulut dan bibir dikatupkan, pada sinus normal tampak gambaran bulan sabit yang terang di bawah mata. Untuk sinus frontal, lampu diletakkan di sudut medial atas orbita dan terlihat gambaran cahaya di dahi.

Pemeriksaan foto rontgen yang dibuat, yaitu posisi Waters, posteroanterior (PA), dan lateral. Dengan posisi ini maka pada sinusitis akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa dan gambaran air fluid level.

Dapat dilakukan pemeriksaan kultur kuman dan uji resistensi dari sekret rongga hidung.

D. Diagnosis Banding
Rinitis atrofi, karsinoma hidung, dan benda asing di rongga hidung

E. Penatalaksanaan
Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik selama 10-14 hari, namun dapat diperpanjang sampai semua gejala hilang. Pemilihannya hampir selalu empirik karena kultur nasal tidak dapat diandalkan dan aspirasi sinus maksila merupakan kontra indikasi. Jenis amoksisilin, ampisilin, eritromisin, sefaklor monohidrat, asetit sefuroksim, trimetoprim-sulfametoksazol, amoksisilin-asam klavulanat, dan klaritromisin telah terbukti secara klinis. Jika dalam 48-72 jam tidak ada perbaikan klinis, diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menghasilkan beta laktamase, yaitu amoksisilin atau ampisilin dikombinasi dengan asam klavulanat.

Diberikan pula dekongestan untuk memperlancar drainase sinus. Dapat diberikan sistemik maupun topikal. Khusus yang topikal harus dibatasi selama 5 hari untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa. Dekongestan sistemik yang sering digunakan hanya dua jenis, yaitu pseudoefedrin dan fenilpropanolamin. Efek sampingnya adalah stimulasi susunan saraf pusat dan kardiovaskular, serta peningkatan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi yang labil. Sebaiknya jangan diberikan sebagai dosis malam hari dan kurangi dosis beberapa jam sebelum tidur.

Pemberian antihistamin pada sinusitis akut purulen tidak dianjurkan, karena merupakan penyakit infeksi dan dapat menyebabkan sekret menjadi kental dan menghambat drainase sinus.

Bila perlu, diberikan analgesik untuk menghilangkan nyeri; mukolitik untuk mengencerkan sekret, meningkatkan kerja silia, dan merangsang pemecahan fibrin.

Pemberian steroid intranasal, antara lain beklometason, flunisolid, dan triamsinolon, kadang diperlukan untuk mengurangi edema di daerah kompleks osteomeatal, terutama bila dicetuskan oleh alergi. Hanya efektif bila mencapai daerah drainase sinus dan memerlukan waktu pemakaian 1-2 minggu sebelum ada efek klinis. Kadang diperlukan steroid sistemik untuk meningkatkan respon klinis pada terapi, namun harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

Dapat dilakukan irigasi nasal dengan NaCl untuk membantu pemindahan sekret kental dari sinus ke rongga hidung. Jarang dikerjakan pada anak kecuali jika terapi antibiotik tidak berhasil atau terancam komplikasi sinusitis.

Pada sinusitis akut, mukosa sinus masih reversibel, sehingga dapat diharapkan sembuh. Tindakan yang diambil ialah tindakan konservatif, kecuali jika ada komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau nyeri yang hebat akibat tertahannya sekret oleh sumbatan, sehingga perlu dirujuk untuk dilakukan tindakan bedah.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..

PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.