Abses parafaring adalah kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang parafaring.
A. Etiologi
Kuman penyebab biasanya campuran aerob dan anaerob.
B. Patofisiologi
Infeksi terjadi secara langsung; proses supurasi yang menjadi sumber infeksi; atau penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring, atau submandibula.
C. Faktor Predisposisi
Diabetes melitus, lupus eritematosus, dll.
D. Manifestasi Klinis
Demam, leukositosis, nyeri tenggorok, nyeri menelan, trismus, indurasi atau pembengkakan di daerah sekitar angulus mandibula, dan pembengkakan dinding lateral faring hingga menonjol ke arah medial.
E. Komplikasi
Peradangan intrakranial, mediastinum; kerusakan dinding pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan hebat akibat ruptur pembuluh karotis; komplikasi pada nerws vagus; edema laring; pendorongan trakea; periflebitis, endoflebitis, tromboflebitis; dan septikemia.
F. Pemeriksaan Penunjang
Foto jaringan lunak AP menunjukkan penebalan jaringan lunak parafaring dan pendorongan trakea ke samping depan. Dengan tomografi komputer terlihat jelas abses dan penjalarannya.
G. Diagnosis Banding
Parotitis, abses submandibula, dan tumor.
H. Penatalaksanaan
Pasien dirawat inap di rumah sakit sampai gejala dan tanda infeksi reda.
Diberikan antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob secara parenteral. Sebelum ada hasil kultur, diberikan penisilin 600.000-1.200.000 unit atau ampisilin 3-4 x 1-2 gram atau gentamisin 2 x 40-80 mg, kloramfenikol 3 x 250-500 mg, metronidazol 3 x 250-500 mg. Abses segera dievakuasi secara eksplorasi dalam anestesi umum. Caranya melalui insisi dari luar dan intraoral. Dari luar, insisi dilakukan 2 jari di bawah dan sejajar mandibula. Secara tumpul dilanjutkan dari batas anterior otot sternokleidomastoideus ke arah atas belakang menyusuri bagian medial mandibula dan m. pterigoid interna mencapai ruang parafaring dengan terabanya prosesus stiloid. Bila nanah terdapat dalam selubung karotis, insisi dilanjutkan vertikal dari pertengahan insisi horizontal ke bawah di depan otot sternokleidomastoideus (cara Mosher).
Insisi intraoral dilakukan bila perlu sebagai tambahan terhadap insisi luar, pada dinding lateral faring. Ekplorasi dilakukan dengan klem arteri menembus otot konstriktor faring superior ke dalam ruang parafaring anterior.
0 komentar:
Posting Komentar
Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..
PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.