Pages

 

Rabu, 11 Mei 2011

Abses Peritonsil (Quinsy)

0 komentar
Abses peritonsil adalah kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil.

A. Etiologi
Kuman penyebab sama dengan penyebab tonsilitis, dapat ditemukan kuman aerob dan anaerob

B. Patofisiologi
Sumber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil, dan penjalaran dari infeksi gigi.

C. Diagnosis Banding
Infiltrat peritonsil, tumor, abses retrofaring, abses parafaring.

D. Manifestasi Klinis
Terdapat gejala dan tanda tonsilitis akut, demam tinggi, otalgia, nyeri menelan, nyeri tenggorok, muntah, mulut berbau, hipersalivasi, suara sengau, kadang-kadang sulit membuka mulut (trismus), serta pembengkakan dan nyeri tekan pada kelenjar submandibula. Trismus terjadi pada proses yang lanjut akibat iritasi pada otot pterigoid interna.

Pada pemeriksaan tampak palatum mole membengkak, menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi, hiperemis pada stadium awal dan bila berlanjut akan menjadi lebih lunak dan kekuning-kuningan. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus, terdorong ke tengah, depan, dan bawah. Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral.

E. Komplikasi
Dehidrasi, perdarahan, aspirasi paru, piemia, abses parafaring, mediastinitis, trombus sinus kavernosus, meningitis, dan abses otak.

F. Penatalaksanaan
Untuk stadium awal diberikan antibiotik dosis tinggi, penisilin 600.000-1.200.000 unit atau ampisilin/amoksisilin 3-4 x 250-500 mg atau sefalosporin 3-4 x 250-500 mg, metronidazol 3-4 x 250-500 mg.

Juga obat simtomatik berupa analgesik-antipiretik parasetamol 3 x 250-500 mg, anjuran berkumur dengan antiseptik/air hangat, dan kompres dengan air dingin.

Bila abses telah terbentuk, dilakukan pungsi kemudian insisi untuk mengeluarkan nanah dengan anestesi lokal. Insisi dilakukan pada daerah paling menonjol dan lunak, atau pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan geraham atas terakhir pada sisi yang sakit. Setelah selesai pasien diminta berkumur dengan antiseptik.

Bila terdapat trismus, diberikan analgesia lokal untuk nyeri dengan menyuntikkan silokain atau novokain 1% di ganglion sfenopalatinum (bagian belakang atas lateral konka media).

Pada anak kecil dianjurkan untuk anestesi umum. Kemudian dianjurkan untuk tonsilektomi, umumnya sesudah infeksi tenang yaitu 2-3 minggu sesudah drainase abses.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..

PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.