Pages

 

Rabu, 04 Mei 2011

Katarak

0 komentar
Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.

A.Etiologi
Penyebabnya bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan; kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes melitus, galaktosemi, dan distrofi miotonik; traumatik; terapi kortikosteroid sistemik; dan sebagainya.

Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan risiko katarak.

B. Manifestasi Klinis
Keluhan yang timbul adalah penurunan tajam penglihatan secara progresif dan penglihatan seperti berasap. Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui pupil yang telah berdilatasi dengan oftalmoskop, slit lamp, atau shadow test. Setelah katarak bertambah matang maka retina menjadi semakin sulit dilihat sampai akhirnya refleks fundus tidak ada dan pupil berwarna putih.

Pada katarak senil dikenal 4 stadium, yaitu insipien, imatur, matur, dan hipermatur.

Pada stadium insipien dapat terjadi perbaikan penglihatan dekat akibat peningkatan indeks refraksi lensa

C. Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis. Tingkat keberhasilan pada katarak senil 90%, sedangkan komplikasi yang mungkin timbul akibat operasi adalah Glaukoma (Akut dan Kronik), ablasi retina, perdarahan vitreus, infeksi, atau pertumbuhan epitel ke kamera okuli anterior. Katarak kongenital harus dideteksi dini karena bita menutupi aksis visual harus segera dioperasi untuk mencegah ambliopia.

Teknik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, di mana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan teknik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan teknik ekstraksi katarak intrakapsular tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada katarak senil yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan teknik ekstrakapsular dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, di mana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Sebaiknya ditanam lensa intraokular pada saat pembedahan, sehingga tidak perlu memakai kacamata afakia yang tebal atau lensa kontak. Kontraindikasi pemasangan lensa intraokular adalah uveitis berulang, retinopati diabetik proliferatif, rubeosis iridis, dan glaukoma neovaskular.

Penatalaksanaan pascaoperasi terutama ditujukan untuk mencegah infeksi dan terbukanya luka operasi. Pasien diminta tidak banyak bergerak dan menghindari mengangkat beban berat selama sebulan. Mata ditutup selama beberapa hari atau dilindungi dengan kacamata atau pelindung pada siang hari. Selama beberapa minggu harus dilindungi dengan pelindung logam pada malam hari. Kacamata permanen diberikan 6-8 minggu setelah operasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..

PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.