Keguguran adalah kehilangan kandungan
pada saat janin berusia di bawah 20 minggu. (Bila lebih maka dikatakan sebagai
kelahiran prematur). Sekitar satu dari enam kehamilan berakhir dengan
keguguran, sebagian besar terjadi sebelum minggu ke-16 kehamilan. Satu dari 200
wanita mengalami keguguran berulang, bahkan lebih dari tiga kali
berturut-turut.
Keguguran dapat menjadi musibah yang
menyedihkan, terutama bagi pasangan yang sedang mendambakan anak. Namun, pada
umumnya wanita bisa kembali hidup normal pasca keguguran. Asalkan terjadi
dengan sempurna, keguguran tidak membahayakan. Calon ibu dapat kembali hamil
setelah melewati satu periode menstruasi.
Tanda-tanda keguguran
Beberapa gejala keguguran antara lain:
- Pendarahan dari vagina, baik secara spontan maupun didahului oleh noda merah kecoklatan. Banyaknya darah yang keluar bervariasi dari hanya beberapa tetes sampai seperti menstruasi.
- Sakit kram di perut bagian bawah.
- Keluarnya cairan tanpa pendarahan atau rasa sakit, kemungkinan karena membran kandungan yang lepas.
- Keluarnya benda padat dari vagina.
Keguguran juga dapat berlangsung tanpa
menimbulkan pendarahan atau rasa sakit. Janin tiba-tiba menghilang dan
tanda-tanda kehamilan berhenti. Berbeda dengan kepercayaan sebagian masyarakat
yang menganggap janin telah “dimakan jin”, hal tersebut bukanlah peristiwa
mistis. Kemungkinan besar embrio (bakal janin) sudah meninggal namun masih
melekat pada rahim sehingga diperlukan operasi (kuretase) untuk
mengeluarkannya.
Sebab-sebab keguguran
- Kelainan gen/kromosom. Sekitar 60-70% keguguran terjadi karena kromosom sperma tidak sesuai dengan kromosom telur sehingga janin tidak berkembang atau berkembang tidak normal. Keguguran adalah cara tubuh untuk mengakhiri kehamilan yang tidak sempurna tersebut.
- Kelainan dan infeksi kandungan. Embrio janin perlu tempat yang sesuai agar dapat berkembang. Kelainan bentuk atau infeksi pada kandungan dapat menyebabkan keguguran karena embrio gagal melekat.
- Imunitas. Sel darah ibu dapat membentuk antibodi yang mencegah perkembangan plasenta secara normal.
- Pembukaan leher rahim. Pada usia kehamilan yang lebih lanjut, pembukaan leher rahim yang terlalu cepat (sebelum masa persalinan) dapat menyebabkan keguguran.
- Penggumpalan darah (blood clotting). Beberapa wanita hamil mengalami kelainan trombosis (penggumpalan darah) yang menghalangi pembentukan pembuluh darah plasenta.
- Penyebab lainnya. Kelainan hormon, diabetes yang tidak terkontrol, kebiasaan merokok, minuman beralkohol dan berbagai parasit juga dapat menyebabkan keguguran.
Pencegahan
Sebagaimana telah disampaikan, keguguran
umumnya terjadi tanpa dapat dikontrol. Kekuatan rahim ibu cukup kuat untuk
menahan goncangan sehingga keguguran karena trauma (benturan) jarang terjadi.
Juga tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh stress dan aktivitas seksual
terhadap keguguran.
Bila terdapat ancaman keguguran seperti
pendarahan di awal-awal kehamilan, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan
istirahat yang cukup dalam beberapa hari, mengurangi aktivitas olah raga, dan
menghentikan hubungan seks dalam beberapa minggu. Pada 50% kasus, ancaman keguguran
dapat diatasi sehingga tidak berlanjut.
Jika ancaman keguguran disebabkan oleh
pembukaan dini leher rahim, dokter mungkin akan melakukan penjahitan untuk
merapatkan kembali sampai saatnya melahirkan. Tindakan medis dan pengobatan
juga diperlukan bila terdapat kelainan bentuk rahim dan leher rahim.
0 komentar:
Posting Komentar
Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..
PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.