Pages

 

Minggu, 15 Mei 2011

Lesi Ulseratif, Vesikular, dan Bula

0 komentar
Banyak penyakit mulut yang memiliki gejala klinis lesi ulseratif, vesikular, dan bula. Untuk itu diperlukan keterangan tambahan tentang riwayat penyakit selain pemeriksaan klinis. Sedikitnya harus ditanyakan sejak kapan lesi itu muncul untuk membedakan apakah akut atau kronik, riwayat penyakit sebelumnya, dan banyaknya lesi yang ada. Penyakit mulut dengan manifestasi lesi ulseratif, vesikular, dan bula dapat dikelompokkan menjadi:

A. Lesi multipel akut
Lesi multipel akut dapat disebabkan virus Herpes simpleks 1 dan 2, virus varicella zoster, dan virus Coxsackie. Penyakit mulut yang termasuk lesi multipel akut adalah herpes simpleks primer, varisela, herpes zoster, eritema multiformis, stomatitis alergika, dan acute necrotizing ulcerative gingivitis.
1. Infeksi Herpes Simpleks Primer
a) Manifestasi Klinis
Pada infeksi Herpes simpfeks primer, 1 atau 2 hari setelah gejala prodromal (demam, malaise, sakit kepala) muncul vesikel-vesikel berdinding tipis dengan dasar inflamasi dan bila pecah akan menjadi ulkus terutama di mukosa berkeratin tebal, yaitu pala­tum durum, dorsal lidah, dan gingiva. Petanda lain adalah gingivitis marginal akut pada seluruh gingiva, inflamasi faring posterior, serta pembesaran kelenjar getah bening submandibula dan servikal. Lesi ekstraoral sama dengan lesi intraoral tetapi ditutupi krusta kekuningan dan terletak di daerah merah bibir dan sirkum oral.

b) Faktor Predisposisi
Rekurensi dapat terjadi karena virus laten pada saraf. Faktor predisposisi yang dapat mengaktifkan virus laten adalah demam, stres, trauma lokal pada ganglion saraf, alergi, defisiensi nutrisi, dan kelelahan fisik. 

c) Penatalaksanaan
Pemberian asiklovir, terapi simtomatik, terapi suportif, dan pencegahan rekurensi dengan menghindarkan faktor-faktor predisposisi.

2. Infeksi Virus Varicella Zoster
a) Manifestasi Klinis
Infeksi virus Varicella zoster menyebabkan infeksi primer atau rekurens yang bersifat laten bila menyerang jaringan saraf. Virus Varicella zoster menimbulkan penyakit varisela dan herpes zoster. Petanda varisela adalah lesi mukopapular yang berkembang menjadi vesikel dengan dasar eritema dan cepat pecah menjadi ulkus di seluruh tubuh, termasuk mukosa mulut. Pada penderita herpes zoster akan didahului gejala prodromal selama 2 sampai 4 hari. Lalu muncul erupsi yang khas, yaitu vesikel berkelompok dengan dasar eritem sesuai dermatom saraf yang terkena dan lesi pada mukosa mulut maupun wajah akan timbul bila virus ini menyerang cabang ketiga atau cabang pertama nervus trigemi­nus. Herpes zoster ditegakkan berdasarkan riwayat nyeri dan adanya lesi yang khas, segmental, dan unilateral.

b) Komplikasi
Pada keadaan tertentu infeksi dapat sangat hebat sehingga menimbulkan komplikasi, yaitu:
>Neuralgia pascaherpetik yaitu rasa sakit yang hebat akibat inflamasi fibrosis pada saraf sensoris.
>Sindrom Ramsay Hunt, yaitu suatu kumpulan gejala kelumpuhan yang mengenai saraf motorik nervus fasialis (kelumpuhan muka).

c) Penatalaksanaan
Untuk penderita varisela maupun herpes zoster pada usia muda diberikan pengobatan simtomatis atau ditambah dengan asiklovir untuk mempercepat penyembuhan, dan mengurangi rasa nyeri. Beri vitamin neurotropik, dan lakukan perawatan lesi ekstraoral dengan antiseptik atau bedak salisil untuk mencegah infeksi sekunder yang dapat menyebabkan skar. Kortikosteroid prednison 3 x 5 mg selama 5 hari diberikan untuk mencegah komplikasi neuralgia maupun mengurangi komplikasi pada mata.

3. Eritema Multiforme
a) Etiologi
Eritema multiforme adalah penyakit inflamasi akut pada kulit dan mukosa yang menyebabkan berbagai bentuk lesi akibat deposit imunokompleks. Etiologinya belum jelas tetapi ada beberapa faktor yang diduga berperan yaitu obat-obatan golongan sulfa, penisilin, analgesik, antipiretik, mikroorganisme, penyakit autoimun, radiasi, psikis atau keganasan.

b) Patogenesis
Diduga merupakan suatu reaksi hipersensitivitas dan adanya deposit imunokompleks pada pembuluh darah superfisial kulit serta mukosa menyebabkan aktivasi komplemen, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, dan penarikan leukosit yang akan melepaskan enzim proteolitik sehingga terjadi kerusakan jaringan.

c) Manifestasi Klinis
Kelainan ini timbul cepat dengan gejala prodromal kurang dari 48 jam. Lesi patognomonik adalah lesi target pada kulit yang terdiri dari bula dikelilingi oleh edema dan eritema. Lesi pada eritema multiforme lebih besar, tidak teratur, lebih dalam, biasanya berdarah, dan dapat terjadi pada semua mukosa mulut. Lesi pada bibir khas berbentuk lesi yang ditutupi krusta merah kehitaman.

d) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus eritema multiforme yang ringan cukup dengan pengobatan suportif, seperti obat anestesi kumur dan diet makanan lunak. Sedangkan pada eritema multiforme sedang maupun berat memerlukan kortikosteroid, contohnya prednison atau metilprednisolon dengan dosis awal 30-50 mg/hari selama beberapa hari.

4. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis Acute necrotizing ulserative gingivitis adalah suatu infeksi bakteri khas yang mengenai papila dan tepi gingiva. Sering terjadi pada orang dewasa muda dekade dua.

a) Etiologi
Bakteri penyebab adalah Bacillus fusiformis dan Borellia vincentii. Adanya bakteri­-bakteri tersebut tidak selalu memberikan gejala, kadang gejala baru timbul bila ada faktor predisposisi yang menurunkan daya tahan jaringan mulut.

b) Faktor Predisposisi
Kebersihan mulut yang buruk sehingga terjadi penimbunan makanan dan karang gigi, merokok, emosi/stres, kelelahan fisik, dan penyakit kelainan darah.

c) Manifestasi Klinis
Terdapat rasa sakit akut pada gingiva yang menyeluruh, keluhan perdarahan gingiva, hilangnya pengecapan dan bau mulut, dan adanya gejala sistemik seperti sakit kepala, demam, dan limfadenopati.
Pada gingiva terlihat nekrosis yang menyeluruh atau lokal, terdapat pseudomembran, hilangnya papil interdental, jaringan mudah sekali berdarah, dan bagian mukosa mulut lain yang menempel pada gingiva, di mana lesi terdapat juga akan terkena sehingga timbul ulkus datar, multipel, dan teratur sebagai abkatch ulcera.

d) Penatalaksanaan
>Hilangkan gejala aktif dengan cara mematikan dan mengontrol bakteri dengan penisilin 4 x 500 mg/hari, kumur dengan H2O2 1,5-2%, dan pemberian roboransia vitamin C atau B kompleks.
>Hilangkan atau memperbaiki faktor lokal atau sistemik.
>Beri penyuluhan perbaikan kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin.

B. Lesi multipel rekurens
Lesi multipel rekurens merupakan masalah yang tersering ditemukan pada penyakit mulut. Penyakit mulut yang termasuk lesi ini adalah stomatitis aftosa rekurens, sindrom Behcet, infeksi Herpes simpleks rekurens, eritema multiformis rekurens, dan neutrope­nia siklik.
1. Stomatitis Aftosa Rekurens 
a) Etiologi
Stomatitis aftosa rekurens ditandai dengan ulserasi rekurens pada mukosa mulut tanpa petanda lain. Penyakit ini dapat dihubungkan dengan kelainan imunologi, kelainan hematologis, kelainan psikologis, maupun alergi.

b) Manifestasi Klinis
Berdasarkan penampakan lesi, stomatitis aftosa rekurens dapat dibagi menjadi ulserasi minor bila diameter kurang dari 1 cm dengan penyembuhan tanpa skar; ulserasi mayor bila diameter lebih dari 1 cm, penyembuhan lebih lama, dan meninggalkan skar; ulserasi herpetiformis bila ulserasi kecil-kecil dan berkumpul.

c) Penatalaksanaan
Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2-3 lesi ulserasi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topikal, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetrasiklin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulserasi. Bila tidak responsif terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat diberikan dapson dan bila gagal juga maka diberikan talidomid.

2. Infeksi Herpes Simpleks Rekurens
Infeksi Herpes simpleks rekurens pada mulut, yaitu pada bibir atau intraoral terjadi pada pasien yang pernah menderita infeksi Herpes simpleks dan memiliki antibodi pelindung, sehingga disebut juga sebagai reaktivasi bukan reinfeksi. Pemicunya adalah demam, haid, sinar ultraviolet, stres, dan imunosupresi.

a) Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul adalah gejala prodromal diikuti timbulnya vesikel-vesikel kecil berdiameter 1-3 mm yang berkelompok sebesar 1-2 cm pada bibir. Lesi pada in­traoral sama dengan lesi yang muncul pada bibir, tapi sangat cepat pecah sehingga membentuk ulserasi. Biasanya pada mukosa berkeratin tebal, yaitu gingiva, pala­tum, dan jembatan alveolar. Lesi akan bertambah besar dan menyebar ke mukosa di sekitarnya, pada daerah yang mengandung sedikit keratin, seperti mukosa rongga mulut, mukosa bibir, dan dasar rongga mulut. Penyakit ini akan sembuh dalam 1-2 minggu.

b) Penatalaksanaan
Tergantung keluhan pasien. Pemberian asiklovir 5 x 200 mg dapat diberikan sebagai profilaksis bukan saat penyakit ini kambuh.

C. Lesi multipel kronik
Penyakit mulut dengan manifestasi lesi multipel kronik adalah pemfigus, pemfigoid sikatrik, dan liken planus erosif.
1. Pemfigus
Penyakit autoimun yang melibatkan kulit dan mukosa dan ditandai dengan adanya bula intradermal. Ada 4 bentuk, yaitu pemfigus vulgaris, pemfigus vegetans, pemfigus foliaseus, dan pemfigus eritematosus. Bentuk lesi pada pemfigus tidak bulat, iregular, dan dangkal dengan tanda Nikolsky yang khas.

a) Penatalaksanaan
Pemberian kortikosteroid sistemik dosis tinggi bersama dengan imunosupresan seperti siklosporin atau azatioprin.

D. Ulkus traumatik
Lesi ini disebabkan trauma karena gigi, makanan, alat yang dipasang pada rongga mulut, panas, atau bahan kimia dan akan sembuh dalam 1 minggu. Lesi ini harus dibedakan dari karsinoma sel skuamosa.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..

PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.