Pages

 

Senin, 11 Juli 2011

Obat Antiansietas

0 komentar
Obat antiansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain psikoleptik, transquilizer mi­nor, dan anksiolitik.
Dalam membicarakan obat antiansietas yang menjadi obat acuan adalah diazepam atau klordiazepoksid.

Sediakan obat antiansietas (benzodiazepin) dan dosis anjuran
 
Sediakan obat antiansietas (nonbenzodiazepin) dan dosis anjuran
A. Efek Samping
Efek samping obat antiansietas dapat berupa:
o Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif melemah)
o Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dan lain-lain)
o Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotika oleh karena at thera­peutic dose they have !ow reinforcing properties
o Potensi menimbulkan ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat dipertahankan setelah dosis terakhir berlangsung sangat singkat.
o Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat (rebound phenomenon); pasien menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi, dan lain-lain.

B. Cara Penggunaan
Beberapa spesifikasi:
o Klobazam untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktif
o Lorazepam untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal
o Alprazolam efektif untuk ansietas antisipatorik, mula kerja lebih cepat, dan mempunyai komponen efek antidepresan
o Sulpirid-50, efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom ansietas dan paling kecil risiko ketergantungan obat.

Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian naikkan dosis setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan 2-3 minggu, kemudian diturunkan 1/8 x dosis awal setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis pemeliharaan. Bila kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap efektif pertahankan 4-8 minggu. Terakhir lakukan tapering off.
Pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan pada sindrom ansietas yang disebabkan faktor eksternal.

C. Kontraindikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastenia gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal, atau hati kronik.

Pada pasien usia lanjut dan anak, dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction) berupa kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spastisitas otot meningkat, dan gangguan tidur.

Ketergantungan relatif lebih sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum alkohol, penyalahgunaan obat, atau unstable personalities. Untuk mengurangi risiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan (100 hari) dalam rentang dosis terapeutik.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..

PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.