Obat antiinsomnia mempunyai beberapa sinonim, antara lain hipnotis dan somnifasien.
Dalam membicarakan obat antiinsomnia yang menjadi obat acuan adalah fenobarbital.
A. Efek Samping
o Efek samping: supresi susunan saraf pusat (SSP) pada saat tidur.
o Hati-hati pada pasien dengan insufisiensi pernapasan;
uremia, dan gangguan fungsi hati, karena pada keadaan tersebut terjadi
penurunan fungsi SSP sehingga dapat memudahkan timbulnya koma. Pada
pasien usia lanjut dapat terjadi sedasi berlebihan sehingga risiko jatuh
dan trauma menjadi besar, yang sering terjadi adalah fraktur panggul.
o Penggunaan lama obat golongan benzodiazepin dapat terjadi disinhibiting effect yang menyebabkan rage reaction (perilaku menyerang dan ganas).
B. Cara Penggunaan
Pemilihan:
o Untuk initial insomnia: sulit masuk ke dalam proses tidur, digunakan obat yang bersifat sleep inducing antiinsomnia, yaitu golongan benzodiazepin (short acting), misalnya pada gangguan ansietas
o Untuk delayed insomnia: proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke dalam proses tidur selanjutnya, digunakan obat yang bersifat prolong patent phase antiinsomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (trisiklik dan tetrasiklik), misalnya pada gangguan depresi
o Untuk broken insomnia: siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening), digunakan obat yang bersifat sleep maintaining antiinsomnia, yaitu golongan fenobarbital atau golongan benzodiazepin (long acting)
Pengaturan dosis:
o Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit sebelum pergi tidur
o Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 12 minggu, kemudian secepatnya tapering off, untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat
o Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis perlahan-lahan
o Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih dari 2 minggu, agar risiko ketergantungan kecil.
C. Kontraindikasi
o Sleep apnoe syndrome
o Gagal jantung kongestif
o Penyakit saluran penapasan kronik
Penggunaan benzodiazepin pada wanita hamil berisiko teratogenik,
khususnya trimester pertama. Obat ini juga diekskresikan melalui ASI.
0 komentar:
Posting Komentar
Informasi yang tersedia di Blog -♫►Don't Say No Fate◄♫-(artikel kesehatan) dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda!
Jika anda mengalami masalah serius, segera hubungi dokter!
Terima Kasih..
PERHATIAN :
Seluruh komentar yang ada merupakan tanggung jawab masing-masing komentator. Saya berhak untuk memberikan atau mempublikasikan identitas pribadi komentator yang bersangkutan apabila komentar tersebut terbukti merugikan pihak-pihak tertentu.
Komentar yang mengandung Sara, Pornografi dan Berbau Iklan akan saya hapus.